Kurikulum dan Pembelajaran

Konsekuensi dari pemenuhan kebutuhan Visi, Misi dan Tujuan SDIT YASFI adalah program yang padat dan memiliki aneka contoh implementasi konsep yang dianggap mengakomodir keperluan kurikulum budaya lokal, sehingga konsep yang berlaku umum akan diarahkan pada suatu konsep yang terdiri “the most essential concepts” saja. Berbagai kegiatan belajar yang memperkaya konsep esensial tersebut akan disiapkan sedemikian rupa, sehingga menjadikan partisipasi aktif lingkungan sekolah, guru dan murid dalam memperkaya perolehan tersebut.


Belajar sebagaimana diatas, akan lebih diarahkan bersifat “menemukan” dan lebih menunjuk pada bagaimana belajar itu, sehingga dikelola sedemikian sehingga urutan :

 

  1. Mengingat
  2. Mengenal
  3. Mendefinisikan
  4. Membedakan
  5. Menyimpulkan
  6. Analisis
  7. Sintesis
  8. Menilai
  9. Meramalkan
  10. Merumuskan Masalah
  11. Mengkaji Nilai
  12. Hipotesis
  13. Mengelola Data
  14. Mengumpulkan
  15. Memecahkan Masalah
  16. Memutuskan


Dapat diperoleh secara wajar. Input verbal secara bertahap akan dikurangi sehingga terjadi belajar secara induktif melalui pengalaman yang sifatnya empirik dan yang mencakup pengamatan interpretasi, menyimpulan, aplikasi konsep peramalan dan komunikasinya.


Kegiatan seperti ini akan menyebabkan kedua belahan otak anak yang fungsi tugas dan cirinya berbeda, dapat tumbuh secara seimbang. Belahan otak kiri lebih berfungsi untuk berfikir linier logis, rasional, memorisasi dan persepsi kognitif konvergen, sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk menyimak situasi keseluruhan secara holistik, imaginatif, kreatif dan sistematik.
Program yang terlalu padat dan terstruktur menyatu apalagi kalau diberi dalam bentuk ceramah terus akan menjadikan kemungkinan besar siswa menjadi lebih pasif, terutama berfikir konvergen, tidak memiliki keberanian untuk mengambil resiko serta sering jenuh, bosan dan cepat puas.

 

Sebaliknya motivasi belajar akan banyak tertingkatkan dengan partisipasi aktif dalam mencapai kemandirian belajar serta pembentukan sikap “belajar bagaimana mempelajari sesuatu” akan menyatu dalam dirinya. Belajar bagaimana mempelajari sesuatu tanpa memperhatikan content yang memdai sesuai kebutuhan anak pada umur tersebut tidak akan berguna, namun belajar segumpalan content, tanpa memahami bagaimana mengelola perolehan tersebut, akan juga menghasilkan jalan buntu. Selain daripada itu pembelajaran suatu content akan disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak dan daerah setempat. Sehingga kurikulum tersebut selayaknya memiliki muatan lokal. Muatan lokal tersebut memiliki 2 keuntungan, yaitu selain memenuhi kebutuhan individu dan daerah, menjadikan sarana dan peralatan lainnya mudah dapat diperoleh dari sumber-sumber setempat, sehingga kegiatan belajar akan kaya media peralatan.

 

SD Islam Terpadu YASFI akan membuat struktur program pengajaran dengan menambah jumlah jam pelajaran yang dimaksud untuk memperdalam materi-materi yang diajarkan. Disamping itu juga diberikan muatan lokal yang akan disesuaikan dengan perkembangan zaman/globalisasi dan muatan lokal yang dapat membentengi pola pikir dan perilaku peserta didik. Rincian penambahan jam pelajaran dan muatan lokal tersebut sebagai berikut :

 

  • Bahasa Inggris dan bahasa Arab mulai diberikan di kelas I
  • Komputer mulai diajarkan di kelas I

 

MATA PELAJARAN INTRA KURIKULER

  1. Agama
  2. Teknologi Informasi & Komunikasi
  3. Bahasa Indonesia
  4. Matematika
  5. Seni Budaya dan Keterampilan
  6. Penjasorkes
  7. Sains
  8. IPS

MUATAN LOKAL

  1. Bahasa Arab
  2. Bahasa Inggris
  3. Bina Fikih
  4. Komputer
  5. Idhofy
    1. Tahfidz Qur’an
    2. Tahfidz Hadist
    3. Tahfidz Do’a
    4. Baca dan Tulis Arab
    5. Iqra dan Tadarrus
  6. Perpusatakaan

EXTRA KURIKULER

 

  • Sempoa Aritmatika
  • Seni Beladiri Taekwondo
  • Kepanduan/Pramuka
  • Melukis
  • Bina Vokalia
  • Renang

 

TARGET KURIKULUM

Dengan mengemban amanah dan tanggung jawab yang tinggi, SD Islam Terpadu YASFI mempunyai target yang sangat ideal, baik yang menyangkut aspek kognitif maupun aspek afektif. Target kurikulum tersebut sebagai salah satu antisipasi terhadap era globalisasi di masa datang.

 

Adapun target kurikulum tersebut diharapkan dapat diserap oleh pendidik dan peserta didik (anak) sehingga tercipta interaksi belajar dan mengajar yang baik. Target yang dimaksud, bahwa output (lulusan) SD Islam Terpadu YASFI diharapkan :

 

  • Mampu membaca Al-Qur’an dengan Tajwid yang benar (Fasih) dan Menulis Arab
  • Mampu meningkatkan prestasi mata pelajaran masing-masing dari semester ke semester berikutnya.
  • Mampu Berbahasa Arab dengan lancar
  • Mampu Berbahasa Inggris dengan Lancar
  • Mampu Menghafal Juz ‘amma
  • mampu Menghafal Beberapa Hadist, Qur’an dan do’a-doa tertentu
  • Mengusai beberapa program komputer

 

Untuk pencapaian target kurikulum yang menyangkut aspek di atas akan dilakukan pendekatan komunikatif sesuai kurikulum KBK, juga dilakukan langkah-langkah tersebut :

  1. Pendidik (guru) diharapkan menerapkan metode pendidikan yang dianjurkan oleh al-Qur’an surat an-Nahl : 25, meliputi :
    1. Hikmah (Rational Phylosopical Method), yakni pembagian materi pelajaran disesuaikan dengan kemampuan berfikir peserta didik (kognitif)
    2. Mauizhah Hasanah (Behavior Method), yakni memberikan keteladanan yang baik pada peserta didik (afektif)
    3. Mujadalah (Discussion Method), yakni memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencoba memecahkannya sendiri (Psikomotorik)
  2. Diadakan pengelompokan siswa/murid secara terus menerus yang didasarkan pada prestasi yang dicapai setiap semester, untuk hal ini diadakan evaluasi secara berkala oleh tim sendiri

Khusus untuk kemampuan berbahasa Arab dan Inggris akan ditetapkan hari-hari tertentu untuk berbicara dengan bahasa tersebut baik guru maupun siswa dilakukan pada jam extra kurikuler (tambahan jam diluar jam inti)